sampai saat ini toko-toko buku masih berdiri, tersedia ribuan toko buku online dan tiap tiap hari nampak toko buku online baru, ribuan account instagram menjajakan buku, dan tersedia banyak komunitas buku dan juga toko-toko buku indie kecil di kota-kota pelajar seperti Jogja, Solo, Malang, Bandung dan sebagainya.
Itu adalah bukti nyata bahwa dunia perbukuan masih bertahan, tentu bersama dengan bermacam trick mengatasi perkembangan jaman.
Tapi cocok bersama dengan judul di atas, artikel ini bakal membahas singkat tentang apa saja Keuntungan Menjadi Penulis Buku. Tentu saja tersedia banyak keuntungannya, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Keuntungan Materi.
Ya, ini adalah energi tarik terbesar. Banyak penulis buku melakukan pekerjaan menulis sebagai tidak benar satu langkah beroleh uang. Dan terbukti tersedia banyak penulis yang berhasil beroleh kekayaan berlimpah berasal dari hasil penulis cerpen.
Meski terhitung banyak yang melompong tak beroleh sepeserpun uang. Ada banyak faktor. Tetapi yang paham bahwa buku ini adalah komoditas ekonomi. Buku adalah barang dagangan yang diperjualbelikan, jadi tentu saja sanggup membuahkan duwit kalau penjualan sukses.
Ada dua type jalur langsung berasal dari keuntungan materi berasal dari penulisan buku. Pertama, jual naskah secara “jual putus”. Banyak penerbit mayor yang menerapkan sistem ini. Mereka “membeli naskah” berasal dari seorang penulis bersama dengan harga tertentu.
Biasanya tidak terlalu mahal, berkisar antara ratusan ribu hingga di bawah 10 juta rupiah untuk satu naskah. Kelemahan berasal dari sistem ini adalah penulis hanya sekali beroleh duwit dan lantas tidak kembali punya hak ekonomi atas karyanya dikarenakan hak jual belinya sudah di tangan penerbit.
Sementara bagi penerbit terhitung sanggup disebut tersedia kelemahan dikarenakan penerbit perlu mengeluarkan dana awal relatif besar untuk pembelian naskah.
Kedua, adalah sistem royalti. Yang mana penulis tidak mendapat duwit di depan, tapi beroleh bagi hasil berasal dari keuntungan penjualan buku yang dilaksanakan oleh penerbit dan jaringannya.
Biasanya royalti dihitung dan diberikan dua kali didalam setahun bersama dengan besaran antara 5-15% berasal dari harga jual buku. Ini terhitung bermacam hasilnya, berasal dari puluhan juta, jutaan hingga hanya sebagian puluh ribu saja. Tergantung nasib baik berasal dari buku Anda.
Jika Buku Anda diterbitkan oleh penerbit mayor, yang mana buku Anda dijual melalui jaringan toko buku seperti Gramedia, Gunung Agung, Kharisma, Toga Mas dan sebagainya, tentuk kemungkinan buku Anda membuahkan royalti cukup besar.
Namun kalau Anda menerbitkan buku secara Self Publishing bersama dengan penerbit indie, tentu hasil penjualan tidak begitu besar. Umumnya penerbitan indie hanya mencetak buku didalam kuantitas sedikit.
Tetapi peluang selamanya saja ada, lebih-lebih kalau Anda sanggup memaksimalkan penjualan sendiri melalui jaringan pertemanan atau profesi Anda disini.
2. Mengangkat “Personal Brand“.
Bagi sebagian orang atau sebagian profesi, personal merek atau “merek personal” terlalu membantu. Misal seorang trainer, motivator atau ahli di bidang tertentu, bakal meningkat citra kepakarannya dan terhitung popularitasnya sesudah menerbitkan buku.
Menulis buku sebenarnya sanggup jadi tidak benar satu “pengesahan” berasal dari citra atau popularitas seseorang.
Apalagi untuk buku-buku sastra, masih tersedia peluang untuk diikutkan bermacam sayembara dan penghargaan buku seperti Penghargaan Hari Puisi Nasional, Kusala Sastra Khatulistiwa, Penghargaan Sastra Rancage dan sebagainya.
Jika Anda berhasil memenangkan bermacam penghargaan itu, tentu citra “kepenyairan” atau “kesastrawanan” Anda bakal meningkat yang berujung terhadap naiknya peluang penjualan buku Anda dan terhitung karir Anda. Untuk buku non fiksi pun demikian.
Misal Anda seorang ahli dosen, tentu citra Anda di mata mahasiswa dan dosen lain bakal meningkat sesudah Anda menerbitkan buku tentang bidang ilmu yang Anda geluti tersebut.
Ini terhitung menambah citra universitas atau lembaga area Anda mengabdikan ilmu. Beberapa politikus terhitung banyak yang menjadikan menulis buku sebagai trick mencapai popularitas dan atau meyebarluaskan inspirasi untuk beroleh lebih banyak pendukung di kancah pemilu atau pilkada.
3. Menambah Angka Kredit Bagi Pegawai.
Jika Anda seorang Aparatur Sipil Negara, baik itu guru, peneliti maupun staf struktural tertentu, anda memerlukan pengumpulan angka kredit untuk syarat kenaikan pangkat/golongan. Nah, Anda tentu sudah paham tentang hal ini. Menerbitkan buku cukup sanggup menambah pundi-pundi angka kredit Anda bukan?
4. Mempertahankan dan Mengembangkan Pengetahuan.
Bagi Anda yang menggeluti bidang ilmu tertentu, menulis buku dan menerbitkannya sanggup jadi suatu langkah bagi Anda untuk merawat ilmu Anda. Ya, Menulis membuat ingatan Anda terjaga lebih lama dibanding hanya membaca buku.
Lebih lagi, menulis buku nonfiksi memerlukan bacaan referensi. Jadi Anda selamanya studi dan mengingat materi studi Anda lebih kuat bersama dengan menuliskannya kembali didalam sebuah buku.
Menulis terhitung sanggup jadi tidak benar satu alat bagi Anda untk mempromosikan inspirasi baru Anda terkait bidang yang Anda geluti, atau sekedar “menyanggah” suatu inspirasi lain berasal dari orang lain.
Ini adalah langkah yang cerdas dan santun kalau Anda menolak suatu inspirasi bersama dengan menulis buku dibanding bersama dengan melakukan ujaran kebencian atau lebih-lebih tindakan rusaknya lainnya.
5. Amalan berpahala.
Anda tentu sudah paham luar kepala bahwa satu salah satu tiga amalan dunia yang tak putus pahalanya meski seseorang sudah meninggal adalah “Ilmu Yang Bermanfaat”. Sedangkan buku, adalah pipa-pipa ilmu. Buku adalah tidak benar satu alat mewariskan ilmu.